Oleh : Ketut Supatra

Secara umum seorang pemimpin dalam kepemimpinannya
merupakan proses yang menggerakkan , member motivasi dan mengarahkan
orang-orang dalam organisasi tersebut. Hal ini dapat kita temukan dalam teori
kepemimpinan yakni: 1) Ing ngarso sintulodo ( di depan member contoh); 2) Ing
madiyo Mangun Karso ( di tengah memberi semangat) dan 3) Tut wuri Handayani (
di belakang member semangat). Seorang pemimpin juga harus mempunyai sifat-sifat
tertentu yang sama antara pemimpin yang satu dengan yang lainnya. Hal ini sang
tergantung dari kelebihan- kelebihan yang dimiliki setiap pemimpin untuk
menggerakkan anggotanya dalam mencapai tujuan yang telah disepakati.

1. Pengertian Pemimpin
Dalam
bahasa Indonesia "pemimpin" sering disebut penghulu, pemuka, pelopor,
pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun,
raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam
konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya
mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara. Istilah pemimpin, kemimpinan, dan
memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang
sama "pimpin". Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata pmimpin menunuk pada seseorang yang di tugaskan memimpin (KBBI 684:1990. BP). Jadi, pemimpin merupkan seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.
sama "pimpin". Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata pmimpin menunuk pada seseorang yang di tugaskan memimpin (KBBI 684:1990. BP). Jadi, pemimpin merupkan seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.
A. Tugas
Pemimpin
a) Pemimpin
bekerja dengan orang lain : Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk
bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organjsasi sebaik orang diluar organisasi.
bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organjsasi sebaik orang diluar organisasi.
b) Pemimpin
adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas):
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas,
mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung
jawab untuk kesuksesan stafhya tanpa kegagalan.
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas,
mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung
jawab untuk kesuksesan stafhya tanpa kegagalan.
c) Pemimpin
menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas : Proses kepemimpinan
dibatasi sumber, jadi pemimpin hanya dapat menyusun tugas dengan mendahulukan
prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-
tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara
efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.
dibatasi sumber, jadi pemimpin hanya dapat menyusun tugas dengan mendahulukan
prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-
tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara
efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.
d) Pemimpin
harus berpikir secara analitis dan konseptual : Seorang pemimpin harus menjadi
seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat
mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan
seluruh pekerjaan menjadf lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.
e) Manajer adalah forcing mediator : Konflik
selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus
dapat menjadi seorang mediator (penengah).
f) Pemimpin adalah politisi dan diplomat: Seorang
pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat,
seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
g) Pemimpin membuat keputusan yang sulit :
Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.
B. Peran Pemimpin
a) Peran huhungan antar perorangan,
dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang dicontoh, pembangun tim,
pelatih, direktur, mentor konsultasi.
b) Fungsi Peran informal sebagai monitor,
penyebar informasi dan juru bicara.
c) Peran Pembuat keputusan, berfungsi
sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator.
2 Pengertian
kepemimpinan
Kepemimpinan
merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam organisasi. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi
perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.
Dari pengertian diatas kepemimpinan mengandung beberapa unsur pokok antara lain:
Dari pengertian diatas kepemimpinan mengandung beberapa unsur pokok antara lain:
1) kepemimpinan melibatkan orang lain
dan adanya situasi kelompok atau organisasi tempat pemimpin dan anggotanya
berinteraksi,
2) di dalam kepemimpinan terjadi
pembagian kekuasaan dan proses mempengaruhi bawahan oleh pemimpin, dan.
3)
adanya tujuan bersama yang harus dicapai.
Jadi,
kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau
sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.
3 Kepemimpinan Menurut Hindu Dalam
Kekawin Ramayana
Kepemimpinan dalam hindu juga juga
bukan merupakan hal yang baru, oleh karena kepemimpinan merupakan ilmu yang
mengenai ketatanegaraan telah di atur dan dikemas dalam berbagai nilai-nilai
filsafat sesuai desa kala patra. Pokok-pokok ajaran kepemimpinan hindu menitik beratkan pada kesejahteraan
lahir dan batin . karena kepemimpinan merupakan faktor yang penting dlam
menjalankan swadharmanya bagi sesorang yang di percayai menjadi pemimpin.Agama
Hindu yang mengajarkan tuntunan hidup bagi umatnya memiliki banyak konsep
tentang bagaima menjalankan hidup yang baik termasuk bagaimana cara seorang
pemimpin menjalankan kewajiban dalam kepemimpinannya. Konsep kepemimpinan itu
banyak tertulis di weda, lontar-lontar termasuk kekawin Ramayana.
Ajaran kepemimpinan dalam kekawin
Ramayana secara sederhana dapat dilihat dari tokoh-tokoh yang melakoni kisah
tersebut. Prabu Dasaratha adalah personifikasi dari ajaran pengendalian diri
yaitu pemimpin harus dapat mengendalikan sepuluh indrianya. Dengan
mengendalikan sepuluh indria itu maka baik pikiran, perkataan, maupun perkataan
dapat terarah dan saling bersinergi. Sri Rama putra pertama dari prabu sang
Dasaratha di persnifikasikan sebagai Dharma. Rama yang di gambarkan sebagai
sosok cerdas, cekatan, dan penuh gairah pengabdian merupakan sosok yang ideal
dalam melaksanakan Dharma dengan segala kebjaksanaannya. Aspek Kama inilah yang
dipersonifikasikan sebagai Laksmana; cerdas dan cekatan saja tidak cukup untuk
mendukung Dharma, tetapi ada pula Bhakti, cinta kasih dan kesetiaan. Bhakti
adalah artha yang paling mulia yang harus dimiliki oleh abdi Dharma aspek
Bhakti inilah yang di personifikasikan sebagai Bharata. Hallain yang tidak
boleh dilupakan oleh pemimpin yang ideal adalah keperwiraan atau semangat juang
yang tinggi. Tanpa keperwiraan pemimpin itu tidak akan berbagai bentuk
tantangan. Karena, keberhasilan pemimpin semata-mata ditentukan oleh kemampuan
menghadapi dan mengatasi masalah. Aspek inilah yang terpersonifikasi menjadi
Satrughna. Orang yang mampu dan berhasil mengatasi tantangan, terutama
sifat-sifat jahat dalam diinya adalah orang yang berhasil mencapai moksa atau
kebahagiaan.
Hal yang tak kalah pentingnya adalah
Dewi Sita, putri Bhumi, lambang artha/materi, yaitu kemakmuran, keindahan dan
gairah hidup. Sita dapat dipersunting hanya melalui perjuangan atas dasar
Dharma dan untuk menegakkan dharma. Untuk itu perlu bantuan Hanoman : prana ‘nafas hidup yang suci’. Sugriwa :
wiweka ‘kemampuan menimbang’ dan
Wibisana ; niti ‘ intelejen’, ahli
politik tata Negara.
4 Karakter Pemimpin Yang Ideal
Meurut Kekawin Ramayana
Gunamanta
sang dasaratha
Wiruh ring weda bhakti reng dewa
Tarmalupeng pitra puja,
masih ta sireng swagotra kabeh
(kekawin
Ramayana I:3)
Artinya:
Dasaratha
adalam pemimpinyang berkarakter mulia, karena Beliau memahami isi Weda, tidak lupa bakti kepada leluhur,
kasih,baik kepada keluarga maupun kepada rakyatnya.
Ragadi musuh maparo
ri hati ya toggawayanya tan madoh ring awak
yeka tan hana ri sira
prawira wihikan sireng niti
(kekawin
Ramayana I:4)
Artinya
:
Sifat
ambisius dan lain-lainnya(loba, pemarah, iri hati, pemabuk, dan kebingungan yang
ada didalam hati setiap orang, musuh yang keberadaannya tidak jauh dari badan
itu, tidak ada pada diri Beliau, perwira, ahli ilmu politik.
Kadi megha manghudanaken,
padanira yar wehaken ikang dana
dinanda krepana ye wineh
nguni-nguni dang hyang dang acarya
(kekawwin
Ramayana I:5)
artinya
:
bagaikan
mendung menjatuhkan hujan, denikian persamaan beliau ketika melimpahkan
anugerah dana kepada orang miskin, orang yang sakit, orang yang jompo,
terlebih-lebih kepada orang suci, dan pada guru.
Mang satya ta sira ta sira mojar
ring anakibi towi tar mresawada
nguni-nguni yan ri prajana,
priyahita sojar niratisaya
(Kekawin
Ramayana I:6)
artinya
:
dan
Beliau satia wacana, tidak berkata Bohong kepada perempuan, terlebih-lebih
kepada rakyat, tutur kata beliau selalu menyejukkan hati masyarakat
dari kelima syair tersebut dapat
disimak bahwa pemimpin yang ideal ituharuslah orang yang “gunaman” yaitu
berkarakter mulia yakni
a) Memiliki
wawasan yang luas , memahami ilmu niti(politik, kepemimpinan, dan ilmu ketatanegaraan)
b) Berbakti
kepada tuhan
c) Berbakti
kepada leluhur
d) Dislipin
dan mampu mengendalikan diri
e) Dermawan
dan bekerja penuh iklas
f) Pemberani
dan berlaku adil
g) Memiliki
sifat penuh kasih
h) Tuturkatanya
memberi insprasi pendengarnya
i)
Setia kepada janji
Inilah
Sembilan karakter pemimpin menurut Mpu Yogiswara dalam kekawi Ramayana yang
kemudian diringkas menjadi empat cara untuk memperoleh kemuliaan dalam ajaran
Hindu yakni catur marga (yoga) yakni :
a)
Jnana, yaitu berusaha mengembangkan
wawasan dengan mempelajari weda, niti dan juga mempelajari gagasan mulia
orang-orang agung
b)
Bhakti, yang berusaha mengembangkan
kasih kepada Tuhan, leluhur, seksama manusia dan lingkungan.
c)
Kama, berusaha berprilaku adil,
mengusahakan kesejahteraan Rakyat
d)
Raja, yaitu berusaha disiplin, konsisten
dengan pikiran terfokus menurut program, mampu menguasai diri
Dari
karakter ideal pemimpin di atas maka dapat secara singkat di jelaskan bahwa
pemimpin dalam kepemimpinannya harus dapat mengusahakan kebahagiaan seluruh
anggotanya atau rakyatnya dengan tetap mengutamakan rasa bhaktinya dan rasa
persaudaraan bersatu mencapai tujuan.
5. Astabrata Sebagai Karakter
Pemimpin Yang Mulia
Seorang pemimpin memiliki kewajiban
untuk menjalankan tugasnya menurut hukum,norma, dan tradisi yang baik. dan
tidak dibenarkan memiliki sifat-sifat semaunya saja, otoriter, dan
materialistis. Agar prilaku seperti itu tidak di miliki oleh seorang pemimpin,
maka sepatutnya pemimpin memiliki delapan karakter mulia yang disebut astabrata
( Manawa Dharmasastra, IX; Kekawin Ramayana, XXIV : 53-60,80) yakni:



4. Candra Brata, Candra Brata tersimpul bahwa
seorang pemimpin diharapkan memberikan penerangan yang sejuk dan nyaman.
Seseorang akan menjadi senang dan taat apabila kebutuhannya dapat dipenuhi,
baik bersifat material maupun bersifat spiritual. Dalam hubungan dengan
pengertian pemenuhan kebutuhan rohani ini, Roger Bellow dalam Creatif
Leadership mengemukakan sebagai berikut, Setiap orang pada hakikatnya mempunyai
keinginan untuk dihargai dan sebaliknya tidak senang kalau dihina, lebih-lebih
hal itu dilakukan di depan khalayak ramai. Untuk menjaga kehormatan diri anak
buah, maka sebaliknya peneguran dilakukan ditempat sendiri. Ada keinginan
berpartisipasi dalam pekerjaan, setiap orang ingin untuk mencreate sesuatu
sehingga dengan bangga dan senang mengatakan , “Inilah hasil saya atau inilah
karya dimana saya turut serta mengerjakan”. Keinginan untuk menghilangkan
ketegangan. Ketegangan timbul karena seorang pemimpin menimbulkan rasa tidak
enak dan tidak senang. Ketegangan ini jika segera diketahui harus segera dihilangkan.
Keinginan untuk aktif bekerja dan pekerjaan itu tidak membosankan. Seorang
pemimpin harus memperhatikan tugas anak buahnya, dalam waktu tertentu harus ada
pergeseran jabatan, sehingga tidak membosankan anak buah.
5. Bayu Brata, Pemimpin harus dapat
mengetahui segala hal ikhwal dan pikiran anak buahnya, sehingga dapat mengerti
lebih dalam, terutama dalam kesukaran hidupnya maupun dalam menjalankan
tugasnya, namun tidak perlu diketahui oleh anak buah. Dalam manajemen, hal ini
dinamakan employee concelling. Dalam Sloka disebutkan “Angin jika mengenai
perbuatan-perbuatan (perbuatan-perbuatan yang jahat), hendaknya kamu ketahui
akibatnya. Pandanganmu hendaknya baik. Demikian laku Dewa bayu mempunyai sifat
luhur dan tidak tamak (oleh siapapun ia dapat dimintai bantuan).”
6. Kuwera Brata, Pemimpin haruslah dapat
memberikan contoh yang baik kepada anak buahnya seperti berpakaian yang rapi
sebab pakaian itu besar sekali pengaruhnya terhadap seorang bawahan. Hal lain
yang terkandung adalah sebelum seorang pemimpin mengatur orang lain, pemimpin
haruslah bisa mengatur dirinya sendiri terlebih dahulu.
7. Baruna Brata, Seorang pemimpin hendaknya
mempunyai pandangan yang luas dan bijaksana didalam menyikapi semua
permasalahan yang ada. Pemimpin mau mendengarkan suara hati atau pendapat anak
buah dan bisa menyimpulkan secara baik, sehingga dengan demikian bawahan merasa
puas dan taat serta mudah digerakkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
8. Agni Brata, Seorang pemimpin haruslah
mempunyai semangat yang berkobar-kobar laksana agni dan dapat pula mengobarkan
semangat anak buah yang diarahkan untuk menyelesaikan segala pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya.
Selain
itu, terdapat satu karakter lagi yaitu Dewi Pertiwi( ksamawan) yang melambang
kan sabar, tabh menghadapi cobaan dan juga pemaaf. Agar karakter utama tersebut
lebih jelas di pahami , Sri Rama lebih lanjut mengajar Wibisana dengan metode
pengandaian. Wacananya di bahsakan sebagai berikut
“
hai Adinda wibisana, busanamu dan istanamu sesungguhnya adalah simbol kepemimpinan mulia. Untaian kalung permata
yang dinda pakai itu adalah simbol ajaran astabrata, kasih sayangmu kepada
masyrakat adalah cincinmu, prilaku susila adalah anting-antingmu, keteguhan
iman adalah permata astaginamu, kesetiaan adalah mutiaramu, kecerahan dan
ketenangan adalah krowistamu , dan mahkotamu adalah pikiran yang suci. Untuk
itu rajinlah bermeditasi, ucapkan nama Tuhan agar Dinda mendapat restu dan
tuntun oleh kearifannya.”
Jadi, dengan penjelasan diatas kita
bisa menarik kesimpulan bahwa kepemimpinan dalam Hindu mengideologikan Dharma.
Dharma yang menjadi pros kepemimpinan Hindu idialismenya di jabarkan ssebagai
berikut, Kearifan dan keteguhan iman adalah hati seorang pemimpin, kecerdasan
adalah otaknya, daya juang atau keperwiraan sebagai badannya, ketrampilan dan
kesehatan adalah anggota badannya, kebajikan dan kelembutan adalah wajahnya,
kemakmuran dan keindahan dan gairah hidup adalah sebagai hartanya. Dengan
memiliki karakter mulia dan maka setiap pemimpin dapat menjalankan swadharmanya
untuk mencapai kebahgiaan baik dirinya sendiri maupun orang lain
.
DAFTAR
PUSTAKA
Kamus Besar Bahasa
Indonesia. 1990. Jakarta : Balai Pustaka
Suka yasa, wayan. 2010.
Pemimpin yang ideal (wacana kepemimpinan
dalam adisastra hindu). Denpasar
Tekek, Made. 1990. Kepemimpinan Dalam Lontar Guna Nahottama.
Denpasar
Dan berbagai sumber lain...
1 comment:
ijin kutip ya mbok
Post a Comment