Filsafat






   URGENSI ILMU PENGETAHUAN DALAM
 KEHIDUPAN MANUSIA
(Kajian Filsafat Nyaya)

Akar dari segala penderitaan manusia di dunia ini adalah kebodohan, kelemahan, dan kekurangan. Untuk menghindari penderitaan tersebut manusia harus memiliki bekal berupa ilmu pengetahuan. Dengan pengetahuan maka manusia dapat dengan mudah dalam menyelesaikan masalah. Dalam agama Hindu sendiri,  memiliki semangat dan optimisme meyakini bahwa pengetahuan dapat menjadikan maanusia menjadi baik, maka umat Hindu sepakat menyatakan bahwa jalan Weda adalah jalan untuk kehidupan. Karena Weda merupakan sumber segala ilmu pengetahuan.
 Manusia disetiap periode,  selalu memiliki suara yang sama di dalam mempercayai ilmu pengetahuan. Pengetahuan dipandang sebagai kunci hidup. Dari pengetahuan tersebut terdapat pandangan yang menyatakan bahwa tanpa pengetahuan, dunia manusia tak akan pernah bersungguh-sunguh mampu berdiri menjadi dunia. Sebaiknya ia menjadi ruang lengang, yang sepi tanpa warna-warna kehidupan.
Penafsiran- penafsiran pada suatu pengetahuanpun menjadi sebuah gejala yang unik, karena setiap manusia memiliki  intensitas daya pencitraan indra yang berbeda-beda.  Misalkan saja ajaran-ajaran Weda yang merupakan sumber dari segala ilmu pengetahuan ditafsirkan dengan bentuk ajaran dengan bahasa yang berbeda walau memiliki inti sari yang sama yaitu suatu filsafat tentang kehidupan tertinggi. Perbedaan penafsiran itu didasarkan pada letak dasar pemikiran yang menjadi acuan dalam berfilsafat. Dalam agama Hindu sendiri terdapat enam aliran filsafat yang disebut Sad Darsana, salah satu dari enam aliran filsafat tersebut adalah filsafat Nyanya
Filsafat Nyaya didirikan oleh Empu Gotama, juga dikenal dengan dengan nama Gautama atau Aksapada ( Pendit, 2007:1). Filsafat Nyaya sesungguhnya adalah suatu sistem pemikiran yang realism logis. Dalam filsafat yang realism ini berarti teori atau doktrin yang menyatakan eksistensi benda-benda atau objek-objek. Dunia ini adalah dunia yang tergantung atas semua pengetahuan atau hubungan dengan pikiran.Filsafat Nyanya ini bertujuan untuk meletakkan dasar-dasar kondisi berfikir benar dan cara untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang kebenaran itu sendiri. Karena kebenaran hanya bisa didapat jika seorang manusia memiliki pengetahuan.  Maka dari itu filsafat Nyaya harus berdasarkan atas teori Pengetahuan yang merupakan fondasi logis dari semua filsafat.

                                                                 
1.  Peran Pengetahuan dalam kehidupan Manusia

                        Manusah sarwabhutesu wartteate wai subhasubhe
                        Asubhesu samawistam subheswewawakarayet
                                                                        (Sarasamucaya II:2)
Artinya            :
Diantara semua makhluk, hanya manusia jugalah yang dapat melaksanakan dan membedakan perbuatan baik maupun perbuatan yang buruk. Justru dalam melebur yang buruk menjadi lebih baik itulah merupakan tujuan hidup (pala) menjadi manusia.
Dari kutipan sloka diatas sudah jelas dikatakan bahwa manusia merupakan makhluk yang memiliki kelebihan daripada makhluk yang lain yaitu akal (idep). Dengan akal atau pikiran manusia dapat membedakan baik dan buruk, benar dan salah, indah dan jelek, dengan akal manusia juga dapat mengembangkan dirinya yang didasarkan kepada ilmu pengetahuan yang ia dapat dari interaksi dengan lingkungan sekitarnya.
            Peran pengetahuan memang dapat dilihat dari perkembangan manusia itu sendiri. Manusia yang pada mulanya hidup dengan apa adanya, karena pengetahuan, kemudian memulai hidupnya dengan cara serta kesadaran baru. Meskipun diera-era awal, peran pengetahuan berkisar pada aspek-aspek yang begitu pragmatis, terkait dengan berbagai perubahan sisi praktis kelangsungan hidup semata. Pengetahuan telah membuat manusia berubah tidak lagi sekadar primata yang mampu berjalan tegak. Pengetahuan telah mengubah manusia menjadi makhluk yang mengenal seni, tata cara menjalani hidup dengan cara yang jauh lebih baik.
            Selain itu pengetahuan juga berperan dalam mencapai tujuan hidup. Seperti halnya filsafat Hindu yang lain, dalam filsafat Nyaya  juga  terdapat ajaran yang menjelaskan tujuan  tertinggi manusia yaitu kelepasan yaitu terhentinya secara mutlak semua duka dan penderitaan. Menurut aliran ini, untuk mencapai tujuan tertinggi tersebut diperlukan filsafat guna mengetahui kenyataan atas kebenaran, serta logika guna memastikan kondisi-kondisi dan metode –metode pengetahuan yang benar.

2. Teori Pengetahuan Nyaya
            Menurut ilmu Filsafat, pengetahuan timbul karena keragu-raguan. Keragu-raguan itu akan menimbulkan rasa ingin tau yang besar untuk mencari jawaban atas sebuah pertanyaan. Kumpulan jawaban-jawaban tersebutlah yang menjadi pengetahuan. Misalkan saja bagaimana pohon bisa mendapatkan makanan padahal ia tidak berpindah-pindah tempat untuk mencari makanan. Dari pertanyaan tersebut muncullah pertanyaan-pertanyaan  baru misalkan apa fungsi akar ? apa fungsi daun ? jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut terkumpul jadi satu menjadi pengetahuan tentang pohon.
            Filsafat Nyaya yang bersifat realistis menuntut agar penganutnya mempunyai dan memperoleh pengetahuan yang benar.  Filsafat ini dalam memecahkan ilmu pengetahuan menggunakan 4 metode ( catur Pramana) yaitu
1)     Pratiaksa, yaitu pengamatan langsung melalu panca indra. Suatu objek yang diamati melalui dua jenis pratyaksa
a.      Byahya, pengetahuan yang diperoleh dari suatu objek melalui panca indra seperti mata, telinga dan sebagainya
b.     Antara, pengetahuan yang diperoleh melalui pikiran atau manas.
2)     Anumana, pengetahuan yang diperoleh dari suatu objek dengan menarik pengertian atau kesimpulan yang diperoleh yang merupakan suatu kesimpulan dari objek yang ditentukan, dalam menarik suatu kesimpulan, dipergunakan tiga rumusan yaitu:
a.      Paksa, kesimpulan yang ditarik dengan cepat dalam suatu objek sehingga memperoleh suatu pengertian yang cepat dan tepat.
b.     Sandya, kesimpulan yang diperoleh suatu melalui masa panjang terhadap suatu objek.
c.      Linga atau sadhana, kesimpulan yang diperoleh atara paksa dan Sandya.
3)     Upamana, ilmu pengetahuan yang diperolh melalui perbandingan, misalnya harimau dibandingkan dengan kucing.
4)     Sabda, pengetahuan yang diperoleh dengan mendengarkan melalui penjelasan-penjelasan dari sumber yang patut dipercaya.
3. Pengetahuan Yang Benar
            Sudah merupakan sifat hakiki manusia yang selalu menginginkan sebuah perubahan dari waktu-kewaktu. dari kehidupan yang sederhana menjadi kehidupan yang lebih maju. Namun perubahan itu akan terjadi apabila manusia telah memiliki ilmu pengetahuan. Pertanyaan mendasar dari pernyataan itu adalah, apakah setiap pengetahuan itu selalu merujuk pada perubahan yang baik ? keadaan dunia yang semakin berubah menuntut manusia berlomba-lomba memenuhi kebuthan hidupnya tanpa menghiraukan keadaan sekitarnya. Keseimbangan alam yang terganggu, dan banyak timbul penyakit- penyakit yang baru menjadi dampak yang nyata akibat tuntutan hidup manusia tersebut. Hal ini dapat menjelaskan bahwa pengetahuan akan menjadikan kearah yang buruk bila manusia lupa akan keberadaannya.
            Konsep yang paling umum terhadap kehidupan yang baik adalah keseimbanggan. Dalam agama hindu konsep tersebut diajarkan dalam ajaran Tri Hita karana yakni hubungan harmonis antara manusia dengan tuhan, manusia dengan manusia, manusia dengan alam sekitar. Untuk mengimplementasikan ajaran tersebut setiap orang yang berpengetahuan harus memiliki tiga kecerdasan yang seimbang dalam dirinya yaitu kecerdasan Inelektual, kecerdasan Spiritual, dan keceradasan Emosional. Ketiga kecerdasan tersebut harus seimbang dalam mencari dan mengamalkan sebuah ilmu pengetahuan adagr perubahan yang baik bisa terjadi. Contoh seorng yang memiliki pengetahuan tentang minyak bumi, jika ia tidak memiliki kesadaran spiritual dan emosional maka ia akan melupakan keseimbangan alam sekitar dan merusak alam demi keuntungan pribadi.
            Dalam filsafat Nyaya di jelaskan bagaimana sesungguhnya pengetahuan yang benar. Pengetahuan atau intuisi  (jnyana) atau buddi adalah manifestasi dari objek-objek . ibaratnya cahaya lampu menerangi atau memperlihatkan benda-benda fisik lahiriah, demikianlah pengetahuan menginfestasikan semua objek yang datang padanya padanya.  Pengetahuan ada dalamberbagai jenis. Ppertama-tama kita mempunyai pengetahuan yang sah, prama atau pramita., yang terbagi menjadi prepepsi, kesimpulan,perbandingan atau persamaan dan testimony. Kemudian kita juga mempunyai pengetahuan yang tidak sah (aprama), yang didalamnya termasuk ingatan (smrtiti), kebimbangan (samsaya), kesalahan( bhrama) atau viparyaya, dan argumentasi hipotesis yang bersifat mengandaikan (tarka).
            Pengetahuan yang benar atau sah adalah pengenalan (amubhava) dari objek yang pasti (asandighda) dan tanpa salah (yathartha). Persepsi visual saya tentang meja yang ada didepan saya adalah suatu pengetahuan yang benar, sebab dari meja itu diperlihatkan kepada saya secara langsung persis seperti tersebut. Jadi pengetahuan benar menurut Nyaya adalah dimana seseorang telah berhasil mengenali objek dengan baik.  pengetahuan yang benar menuntun kita kearah yang lebih baiak. Menurut filsafat Nyaya pengetahuan yang benar menuntun kita ke kegiatan praktis kita yang berhasil, sedangkan pengetahuan yang yang salah berakhir dengan kegagalan atau ketidak pastian.






DAFTAR PUSTAKA

Gandhi, Teguh.2011. Filsafat Pendidikan.  Jogjakarta : AR-Ruzz Media
Ngurah, I Gusti Made dkk. 2005. Buku Pendidikan Agama Hindu Untuk Perguruan Tinggi. Surabaya : Paramita
Pendit, Nyoman S.2007. Sad-Darsana. Denpasar: Bali Post
Sudiarta, Tjik. Rai.2009. Sarasamucaya Semerti Nusantara. Surabaya: Paramita



Terimakasih sudah membaca postingan ini, semoga bermanfaat. dan jangan lupa berikan kritik dan saran agar menjadi bahan perbaikan untuk kedepannya.