Monday, January 30, 2012


7 Hal “Buruk” dalam Hindu yang “Tak terbantahkan” bag:1
            Masalah kebenaran suatu agama menjadi fenomena yang tak berkesudahan. Fenomena ini menjadi perdebatan panjang diberbagai media baik cetak maupun elektronik. Taukah anda apa sebenarnya yang menjadi masalah dalam perdebatan agama tersebut ? apakah ajarannya ? jawabannya Tidak. Menurut hemat saya yang menjadi masalah dalam perdebatan agama itu  adalah “kesadaran”. Manusia yang tak sadar pandangannya menjadi samar jadi hanya melihat sesuatu dari satu sisi saja, otaknya tak setabil hingga tak bisa berfikir lebih mendalam tentang benar dan salah, dan juga tak memiliki jiwa yang besar menerima segala sesuatu sebagai berkah dan karunia. Pemikiran suatu umat beragama yang menyatakan agama mereka benar dan agama yang lain salah membuktikan umat tersebut tidak dalam keadaan “sadar”. Contoh nyata yang sering kita lihat, saat suatu umat meyakini bahwa “Tuhan Maha Besar” tapi umat tersebut tidak pernah mengakui suatu keragaman, padahal jika kita telaah lebih bijak, Keragaman adalah wujud dari kebesaran tuhan. Berarti mereka tidak sadar apa yang mereka yakini “Tuhan Maha Besar”. Seperti halnya matahari, yang memiliki berbagai macam sinar namun sumber sinar itu hanya satu yakni matahari.
Umat Hindu adalah salah satu yang menjadi korban dari  ketidaksadaran itu, ketidaksadaran itu melahirkan pernyataan – pernyataan yang berusaha menyudutkan umat kita kususnya umat yang belum paham betul ajaran agama Hindu. Dalam tulisan 7 hal “buruk” dalam Hindu yang “tak terbantahkan” ini penulis mencoba membahas tujuh hal yang sering di gunakan umat lain untuk menjatuhkan hindu. Maaf jika judul tulisan ini agaknya menyinggung perasaan tapi penulis sudah menempatkan tanda kutip pada kata – kata yang bermakna terselubung. Pada kata “BURUK” maksud tanda kutip itu yaitu sesuatu yang hanya dilihat dari satu sisi saja, buruk dalam hal ini bukan buruk dalam kenyataan sebenarnya namun hal yang tidak dimengerti tapi dianggap buruk oleh orang – orang yang tidak sadar. Tanda kutip pada kata “tak terbantahkan” maksudnya bukan kita sebagai umat Hindu tidak bisa membantah pernyataan – pernyataan yang mencoba menyudutkan kita itu namun sebaliknya orang – orang yang tak sadar itu begitu keras kepala dan tak mau menerima penjelasan umat – umat kita hingga ia tetap bersikukuh bahwa hindu tak bisa membantah pernyataan itu. jadi, mari kita bahas satu persatu:

            Ini adalah pernyataan paling populer sepanjang zaman. Pernyataan ini hanya mereka dasari dari hasil pencitraan indra penglihatan, lalu karena tidak sadar mereka tidak mencoba mencari tau apa yang sesungguhnya terjadi dan dengan keangkuhan mereka, mereka menyatakan hindu menyembah patung. Andai saja saat melihat umat Hindu sedang memuja patung tersebut mereka sadar pasti pernyataan “umat Hindu menyembah patung” berubah menjadi “Hindu sembahyang didepan patung.” Lalu akan timbul pertanyaan mengapa demikian..? 



            Jawaban yang dikemukakan umat Hindu sangat sederhana namun jelas. Patung hanyalah simbol ketuhanan bukan tuhan yang sebenarnya. Agama hindu sangat kaya akan simbol – simbol ketuhanan, baik berupa tulisan indah maupun berbagai bentuk benda yang memiliki filosofi sebagai personifikasi tuhan. simbol itu digunakan untuk mendekatkan diri kepada tuhan. Dalam persembahyangan Umat Hindu terdapat banyak sekali simbol Ketuhanan salah satunya adalah bangunan berupa canang sari,Padmasana (dibali)  atau patung dewa – dewi di kuil – kuil India, bangunan ini diperuntukan agar saat melakukan persembahyangan pikiran umat tetap tertuju pada Tuhan, umat hindu sadar akan keterbatasan dan kelemahanya sebagai manusia yaitu tidak bisa mengendalikan pikiran, pikiran di percaya memiliki kecepataan yang melebihi angin dan lebih banyak dari pasir di pantai. Karena menurut ajaran agama Hindu saat melakukan persembahyangan apa yang kau pikirkan itulah yang kau sembah maka simbol ini diperlukan untuk mengingatkan dan melaraskan pikiran umat agar tetap tertuju pada tuhan. Lalu apakah jawaban ini sudah dapat membantah pernyataan umat agama lain itu, jawabannya “Tidak”, jawaban tidak itu bukan karena konsep yang saya paparkan terlalu sederhana, melainkan Umat itu kurang Sadar yang membuat akal dan pikiran mereka begitu dangkal dank keras kepala.

2.     Hindu Menyembah Banyak Tuhan
Saya pernah membaca forum debat di internet bagaimana salah satu Umat agama begitu bangga dengan konsep agamanya yaitu Tuhan Maha Esa dan menyatakan agama lain kususnya agama Hindu menyembah banyak Tuhan, tapi mereka tak menyebutkan siapa saja Tuhan agama Hindu. Kalau saja mereka menyerbut Bhrama, Wisnu, dan Siwa itu adalah Tuhan maka orang Hindu boleh bilang “Eit.. tunggu dulu Brahma,Wisnu dan Siwa bukan lah Tuhan melainkan Dewa”. Dewa merupakan salah satu cerminan dari Konsep Tuhan maha Besar yaitu Sinar suci Tuhan . Keterbatasan manusia sangat sulit menggambarkan Tuhan yang maha besar itu, contoh sederhana saat kita melihat gedung yang sangat besar dengan jarak 2 cm, maka kita tak akan bisa melihat keseluruhan gedung melainkan hanya bisa melihat apa yang ada di depan mata kita saja. Umat Hindu sadar akan keterbatasan itu, oleh karena itu umat Hindu menggambarkan Tuhan sesuai dengan apa yang dapat mereka rasakan agar lebih dekat Tuhan. Contohnya seorang pelajar yang kesibukannya mengejar ilmu pengetahuan dalam kesehariannya, jadi  hal yang dekat dengan pelajar adalah ilmu pengetahuan maka para  pelajar pun memuja Tuhan sebagai seumber Ilmu pengetahuan yaitu Manifestasi beliau sebagai Dewi Saraswati. Seorang nelayan yang sangat dekat dengan laut dan merasa bahwa laut adalah sumber penghidupan mereka maka mereka memuja Tuhan sebagai penguasa lautan yaitu manifestasi beliau sebagai Dewa Baruna.

 Konsep Ketuahanan dalam Hindu diyakini merupakan konsep yang lengkap dan masuk akal. Menurut buku Saya Bangga Beragama Hindu yang ditulis oleh A.A Prima Surya Wijaya, ajaran agama Hindu mencangkup segala macam konsep ketuhanan. yang meliputi
                                      
a. Hindu dengan Konsep Animisme
            Animisme adalah suatu paham bahwa alam ini atau semua benda memiliki jiwa atau roh. Animisme merupakan keyakinan akan adanya roh dalam benda – benda seperti gunung dan bumi dimana pada dasarnya semuanya yang diciptakan dikendalikan oleh Tuhan tersebut sehingga memiliki pengaruh terhadap benda ciptaan yang lain termasuk manusia. Ini dijelaskan dalam sloka sebagai berikut:
           
Isavasyam idam sarwam
            Yat kim ca jagatyam jagat
            Tena tyaktena bhunjitha
            Ma grdhah kasyasvid dhanam
                                                (Isa Upanisad :1)
Artinya            :
Sesungguhnya apa yang ada didunia ini, yang bergerak dan yang tidak bergerak dikendalikan oleh Yang Maha Esa, oleh karena itu orang hendaknya menerima apa yang perlu dan diperuntukkan baginya dan tidak menginginkan miliki orang lain.

Namun dalam kenyataan yang sering kita lihat, bahwa pandangan animisme dianggap akonsep yang sesat dan salah dalam berketuhanan, pandangan ini dikarenakan kurang pahamnya mereka tentang konsep animisme itu sendiri, dalam filsafat Hindu mengajarkan bahwa setiap ciptaan termasuk benda – benda material dikendalikan oleh Tuhan, dimana konsep animisme disebut memiliki jiwa, jiwa yang dimaksud bukan berarti benda itu hidup dan bernafas melainkan benda itu mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi yang lain.

b.Hindu dengan Konsep Pantheisme
            Pantheisme merupakan keyakianan bahwa dimana – mana serba Tuhan atau setiap aspek alam digambarkan dikuasai Tuhan(Prima Surya Wijaya,2010). Atau dapat dikatakan pula Pantheisme merupakan kepercayaan yang mengajarkan bahwa segala sesutau adalah Tuhan. Hindu mengajarkan bahwa segala sesuatu merupakan berhasal dari Tuhan. Setiap mahluk hidup memiliki jiwa yaitu Atma yang merupakan percikan terkecil dari Tuhan. Hal ini telah disebutkan dalam Begawad Gita yang slokanya sebagai berikut,
            mayā tatam idaṁ sarvam
            jagad advyakta-mūrtinā
            mat-sthāni sarva-bhūtani
            na cāhaṁ teṣv avasthitaḥ
                                    (Bagawad Gita, IX:4)
artinya :
            alam semesta ini diliputi oleh aku dengan wujudku yang tak nyata, semua             mahluk ada pada-Ku tapi Aku tak ada pada mereka
seloka ini telah jelas menyebutkan bahwa konsep Pantheisme terdapat dalam konep ketuhanan Hindu dimana Veda mengajarkan bahwa segala sesutau bersumber dan merupakan bagian Tuhan.

c. Hindu dan Konsep Henotheisme
            Henotheisme merupakan keyakinan terhadap adanya dewa tertinggi yang pada suatu masa akan digantikan oleh dewa yang lain sebagai dewa tertinggi (Prima Surya Wijaya,2010). Hal ini dapat diemukan dalam Reg Weda misalnya Dewa Agni diganti oleh Dewa Brahma, Dewa Indra digantikan oleh dewa Wisnu dan Dewa Surya digantikan oleh Dewa Siwa. Hindu mempercayai adanya dewa tertinggi karena disasarkan pada fungsi dari dewa tersebut merupakan bagian penting dari penciptaan, dimana personalitas dari dewa tersebut mendekati sifat Tuhan (Brahman) walaupun belum benar – benar disamakan.

c. Hindu dan konsep Monotheisme
            Doler (dalam Prima Surya Wijaya,2010:133) menguraikan bahwa monotheisme adalh suatu keyakinan yang mempercayai dan menyembah hanya satu Tuhan, yaitu Tuhan yang menciptakan segenap semesta. Monotheisme ada dua macam yaitu monotheisme transendet dan monotheisme immanent. Ajaran agama Hindu mengenal kedua konsep monotheisme tesebut. Monotheisme transendet adalah keyakinan memandang bahwa Tuhan Yang Maha Esa berada jauh diluar ciptaannya. Tuhan dipandang sebagai sesuatu yang tak terjangkau oleh akal pikiran manusia. Bagawad Gita menyebutkan
            Ye tu aksaram anirdeśyaṁ
            Avyaktam prupāsate,
            Sarvatra-gam acintyaṁ ca
            Kūta-stham acalaṁ dhuruvam
                                    (Bagawad Gita XII:3)
Artinya            :
Diantara mereka ada memuja Tuhan yang kekal abadi, Tuhan yang terumuskan, Tuhan yang tak nyata, (Ia) yang meliputi segala jalan, dan Ia juga tak terpikirkan, yang tak berubah, yang tak bergerak, yang langgeng
Monotheisme Immanent yaitu keyakinan yang memandang Tuhan sebagai pencipta alam semesta dengan segala isinya, tetapi Tuhan ada dalam ciptaannya
            Mayā tataṁ idaṁ
Sarvaṁ jagad avyakta-mūrtinā
                                    (bagawad Gita IX:4)

Artinya            :
            Alam semesta diliputi oleh Tuhan
Sebenarnya ada beberapa konsep ketuhanan lagi yang terdapat diHindu namun tidak saya tuliskan disni karena jujur penulis belum memahami benar apa maksudnya, jika penulis nekat menulis  konsep  itu yang penulis dapat dari bebrapa sumber ke artikel ini, penulis takut orang yang “tak sadar” yang tak sengaja menemukan tulisan ini semakin tak mengerti dan membuat ia semakin tak menerima konsep Hindu. Karena itu penulis hanya menulis konsep – konseo yang telah penulis pahami.



3. Hindu Bersahabat Dengan Setan
Agama Hindu kususnya di Bali melakukan persembahyangan di pura. Didalam pura tersebut tidak hanya terdapat Padmasana sebagai Simbol Linggih Tuhan melainkan pula terdapat patung – patung yang berwajah seram bagaikan setan yang terdapat diluar pura , patung ini terkadang diberikan suatu persembahan. Selain di Pura, uamt Hindu juga kerap mempersembahkan sesaji di depan pohon – pohon besar dan batu – batu besar yang dianggap angker keramat. Jika sudah bertemu kata “angker” maka pikiran mereka (umat non Hindu) adalah tempat yang penuh setan. Lalu dengan keterbatasan pengetahuan mereka dan tambah ketidak sadaraannya, mereka pun membuat pernyataan “umat Hindu bersahabat dengan Setan”.Jika mendengar pernyataan itu maka yang lebih dahulu di lakukan umat Hindu adalah beranya kembali “yang dimaksud dengan setan itu ? karena dalam konsep hindu tak ada setan. Jika setan yang dimaksud adalah mahluk yang sosoknya seperti manusia,berwarna merah, memiliki ekor dan sepasang tanduk dikepalanya  maka umat Hindu  boleh bilang “kami tidak kenal dengan mahluk semacam itu” yang kami kenal adalah Butha kala. Butha kala bukanlah setan seperti yang digambarkan oleh umat lain. Butha  merupakan kekuatan Tuhan dalam bentuk yang kasar yang bersifat negative Dalam pengertian filosofi bhuta kala itu berarti kekuatan yang negatif. Sedangkan di dalam pengertian umum di masyarakat bhuta kala itu digambarkan berwujud menakutkan mempunyai taring, matanya besar dan sebagainya serta mengerikan.
Disamping kata bhuta kala, uamt hindu mengenal juga pancamahabhuta yang diartika lima unsur benda yang terdiri dan :pertiwi (zat padat), apah (air/zat cair), teja (sinar/panas), wayu (udara /angin), dan akasa (semacam hampa udara). Jadi kata bhuta ini berarti zat atau unsur sedangkan kala kekuatan, Di dalam lontar Purwabhumi Kemula dan Purwabhumi Tua disebutkan bahwa setelah Batara Siwa dan Betari Uma menciptakan segala isi dunia, maka Batara Siwa berubah wujud menjadi Bhatara Kala (maha kala). Bhatari Uma atau Bhatari Durga yang selalu dilukiskan sebagai lambang pradana yaitu lambang benda-benda duniawi dan Bhatara Kala, sebagai lambang dan energi atau kekuatan, maka kedua wujud beliau inilah yang menciptakan segenap Bhuta Kala. Kalau kita artikan secara arti kata maka Bhuta Kala itu adalah kekuatan dari lima unsur yaitu, tanah, air, angin, panas, akasa, atau segala benda yang sudah memiliki energi.


Kekuatan-kekuatan Bhuta Kala ini kalau kita konkretkan dengan kita lihat secara lahiriah sebagai gempa bumi, banjir, halilintar, angin topan, dan sebagainya. Di dalam pikiran nenek moyang kita semua kekuatan alam ini yang tidak atau belum sangup dikendalikan oleh manusia dibayangkan dan dipersonifikasikan dalam wujud yang menakutkan sebagai Bhuta Kala yang bertaring panjang. Bermata bulat dan menyala dan selalu mengganggu dan mau membunuh seisi dunia ini. Untuk memurnikan dan mengharmoniskan kekuatan alam tersebutitulah umat hindu mengadakan upacara yang disebut Butha yadnya yaitu pengorbanan suci yang dipersembahkan kepada Butha. Jadi kesimpulannya persembahan yang dilakukan oleh umat Hindu bukanlah untuk menyembah “setan” melainkan persembahan yang disebut Butha yadnya atau  caru ini sebenarnya adalah pengorbanan manusia untuk menjaga keharmonisan alam semesta ini, karena alam kita inilah sebenarnya bhuta dan kekuatan-kekuatan alam inilah yang dilukiskan secara kontroversial, kekuatan alam yang baik digambarkan sebagai dewa-dewa, dimana kata dewa itu sebenarnya artinya sinar yang lain dan sinar dan sinar Ida Sang Hyang Widhi, sedangkan kekuatan alam yang merusak digambarkan sebagai bhuta kala walaupun anti sebenarnya adalah kekuatan alam yang belum tentu merusak tetapi selalu dihubungkan dengan dengan kekuatan-kekuatan yang merusak. Jadi, menurut anda penjelasan ini bisa diterima oleh umat lain..? saya kira itu tergantung kesadaran mereka 

                                                                                          bersambung....

Perhatian :
Bagi temen - temen yang merasa tulisan saya belum lengkap atau dapat  menembahkan beberapa rujukan dari sastra - sastra Hindu, silakan karena apa yang saya tulis adalah sebatas pemahaman saya saja jadi maaf untuk kekurangannya

No comments: