Karma phala
Istilah
karma saat ini tidak hanya sering diucapkan oleh umat Hindu tetapi juga oleh
umat lain, ini mengindikasikan bahwa ajaran Hindu memang universal dan dapat
digunakan oleh semua umat, tapi apakah sebenarnya karma, atau yang lebih
identik dengan karma phala???
Karma
phala merupakan bagian ketiga dari Panca Sradha. Berasal dari bahasa Sansekerta
yaitu kata karma dan phala, karma merupakan akar kata “kri” yang artinya adalah
perbuatan, tindakan, atau kerja (Pendit, 1995: 202). Sedangkan phala diartikan
sebagai hasil, sehingga bila digabung pengertiannya menjadi karma phala adalah
segala sesuatu hasil yang diperoleh dari setiap perbuatan yang dilakukan oleh
manusia, perbuatan yang baik (subha karma) ataupun perbuatan yang buruk (asubha
karma).
Jika
dicermati lebih mendalam pengertian karma lebih dari sekadar perbuatan secara
fisik semata. Perbuatan melibatkan seluruh panca indra yang dimiliki manusia
dan segala pebuatan tersebut menjadi sebuah kerja. Dalam agama Hindu, kerja
adalah salah satu jalan dalam menuju Moksha yang disebut Karma Marga.
Dalam Bhagawad Gita pada bab III
disebutkan berbagai hal yang menyangkut karma salah satunya adalah yang arti
bebasnya sebagai berikut, “bekerjalah
engkau seperti yang telah ditentukan sebab tubuhpun tak akan terpelihara
tanpa bekerja”. Bila diperhatikan sloka
tersebut ada benarnya yang tidak dapat dipungkiri. Dalam tubuh manusia tersusun
dari molekul, sel, jaringan, organ, dan system organ. Sistem organ merupakan
kerja sama antara berbagai macam organ misalkan system pencernaan yang terdiri
atas organ mulut, kerongkongan, lambung, usus 12 jari, usus halus, usus besar,
dan anus. Dimana bila salah satu dari organ itu tidak bekerja alias tidak
berfungsi sebagaimana mestinya menyebab terjadinya gangguan system pencernaan yang dapat mengganngu aktifitas
organ yang lainnya. Dengan memahami sloka tersebut dapat kita tarik kesimpulan
bahwa bekerja merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia,
meskipun hanya sebentar dan sedikit.
Hukum
karma phala adalah hukum eksistensi, hukum alam, hukum yang tindakan kerja yang
lahir Brahman, menurut Bhagavad Gita hukum karma phala adalah hukum untuk
menemukan kebebasan dan kekuatan abadi. Secara singkat dapat dikatakan bahwa
karma phala sebagai hukum kausalitas( sebab akibat) yang dalam istilah filsafat
Hindu kara disebut pudgala yaitu substansi yang menyangkut masalah-masalah
materi. Sebagai substansi, karma memiliki kekuatan dalam wujud yang sangat
halus meliputi alam kosmik dan keseluruhannya. Kekuatan karma inilah yang
mendatangkan kebaikan atau ketidakbaikan yang memengaruhi jiwa seseorang.
Terbungkusnya jiwa adalah akibat dari substansi karma ini yang menodai jiwa
yang membungkusnya dengan kekuatan kosmik sehingga terhindar dari Moksha.
Kekuatan
karma kosmik ini menghambat pancaran cahaya jiwa yang dihasilkan dari perbuatan
di masa lalu, dari sisi negative, kekuatan kosmik ini menghalangi jiwa untuk
memperoleh pengetahuan yang benar. Selain itu kekuatan kosmik karma juga dapat
tampil dalam berbagai jenis yang menentukan jangka waktu hidup dalam satu
kelahiran ( ayuska karma), badan jasmani tertentu dengan kualitas serta
kemampuan khusus dan umum( nama karma), rasa tau kebangsaan, profesi, status
sosial, keluarga (gotra karma), kekuatan energy yang ada pada jiwa( antaraya
kara).
Pembelengguan
karma terhadap jiwa terjadi dengan jalan transformasi penyiraman substansi
karma ke dalam jiwa bagaikan cairan perekat membungkus jiwa sesaat pikiran,
ucapan, dan tindakan serta keinginan menyentuh jiwa. Demikianlah karma
membelenggu jiwa lalu karma dan jiwa menyatu, karma adalah tanpa kesadaran
(acetana) sedangkan jiwa adalah kesadaran(cetana).
Sebagai
hukum kausal, karma senantiasa menghasilkan akibat – akibat , namun waktu
penerimaan akibat tersebut tidaklah seperti memakan cabai, setelah dimakan
langsung terasa pedas. Adapun pembagian karma phala sebagai berikut:
1.
Sancita karma phala : hasil dari perbuatan
pada kehidupan terdahulu yang belum sempat dinikmati, dinikmati pada masa
kehidupan saat ini
2.
Prarabda karma phala: hasil dari perbuatan
pada kehidupan saat ini dapat dinikmati pada masa saat ini pula
3.
Kryamana karma phala: hasil perbuatan
kehidupan sekarang yang tidak habis dinikmati saat ini, menjadi benih untuk
dinikmati pada masa kehidupan yang akan datang
Berdasarkan karakter karma
dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
1. Wikarma
karma : karma yang memiliki kandungan sifat dari sattwika seperti lemah lembut,
tenang, jujur, bijaksana.
2. Sahaja
karma : merupakan karma yang mempunyai kandungan rajasika seperti dinamis,
lincah, emosional
3. Akarma
karma : karma yang mempunyai kandungan sifat tamasika seperti malas, lambat.
Berdasarkan tingkat kesucian
karma dibedakan menjadi
1. Sat karma
: karma yang benar atau suci, penuh dengan kandungan nilai kemanusiaan seperti
satya, dharma, prema, santih, dan ahimsa.
2. Dus karma
: karma yang penuh dengan kandungan sad ripu seperti kama, lobha, mada, moha,
dan matsarya.
3. Misra
karma : karma yang bercampur antara sat karma dan dus karma.
Berdasarkan bentuk karma
tersebut dibedakan menjadi
1. Karma
fisik, yang disebabkan oleh dan mempunyai akibat terhadap badan kasar
2. Karma
astral, yang disebabkan oleh dan mempunyai akibat terhadap persaan atau
keinginan.
3. Karma
mental, yang disebabkan oleh dan menimbulkan akibat terhadap badan mental,
dalam hal ini pikiran.
Berdasarkan tingkat
keterikatannya karma dibedakan menjadi
1. Visaya
karma, perbuatan yang terikat dengan objek indra, terutama yang bertalian
dengan kepemilikan , keturunan, dan kemampuan.
2. Sreyo
karma, perbuatan atau karma yang dilakukan untuk mendekatkan diri dengan Tuhan,
tanpa mengharapkan imbalan (niskama karma)
3. Karma
campuran, perbuatan campuran antara visaya dan sreyo karma.
Berdasarkan frekuensi dari karma itu, dibedakan menjadi
1. Nitya
karma, kegitan sehari-hari
2. Naimitika
karma adalah karma atau perbuatan yang dilakukan pada waktu tertentu,
3. Kamya
karma merupakan karma atau kegiatan yang bersifat khusus.
4. Nisida
karma adalah karma yang bersifat tidak baik
5. Prayascita
karma perbuatan baik dan suci (seperti halnya subha karma)
Berdasarkan
tujuannya
1. Ista
karma merupakan karma atau kegiatan yang ditujukan untuk berbakti kepada Tuhan
2. Putra
karma merupakan karma yang ditujukan untuk umum atau sosial
Berdasarkan
kelahiran,karma dibedakan menjadi
1. Ayu karma
perbuatan yang menyebabkan umur panjang atau pendek
2. Jnana
karma karma yang menyebabkan orang menjadi cerdas, bijaksana
3. Dharsana
karma merupakan karma yang dapat menimbulkan pandangan baru dalam kehidupan
4. Bhuta
karma, merupakan karma yang dapat mempengaruhi bentuk kelahiran, misalkan bunuh
diri menentukan bentuk kelahiran pada kehidupan yang akan datang.
Sekiranya pemaparan di atas, memberikan sedikit penjelasan
kepada kita, bahwa karma adalah segala perbuatan atau kegiatan yang dilakukan
oleh manusia, dimana setiap perbuatan tersebut menimbulkan akibat baik maupun
buruk dan dapat mempengaruhi kehidupan manusia pada masa yang akan datang.
No comments:
Post a Comment