Untuk
mengetahui pengetahuan tetang Tuhan, hendaknya seseorang memahami terlebih
dahulu Tatwa Jnana. Hal ini penting dilakukan karena tatwa jnana merupakan
sumber pengetahuan atau hakikat dari pengetahuan yang lainnya. Dengan memiliki
pengetahuan tatwa jnana, seseorang paham akan terjadinya alam semesta dan cara
alam berevolusi serta adanya kelahiran kembali. Hakikat yang menjadi sebab
pertama yang dimaksud adalah Cetana dan Acetana.
A.
Cetana
Cetana
adalah jnana, yaitu tahu dan ingat kepada kesadaran yang tidak berbalik lupa.
Dalam Wrhaspati Tatwa disebutkan cetana
ngaranya jnana swabhawa wruh tan keneng lupa yang artinya cetana adalah
jnana yang sifatnya tahu tidak terkena lupa. Secara leksikal, jnana berarti
pengetahuan terlebih pengetahuan tentang keluhuran Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
pengetahuan yang membebaskan manusia dari keterikatan. Jadi dengan kata lain
kesadaran disamakan dengan pengetahuan. Menurut hakikat kesadarannya, Siwa
Tatwa dibedakan menjadi tiga yaitu Paramasiwa Tatwa, Sadasiwa Tatwa, dan Atmika
Tatwa.
1.
Paramasiwa Tatwa.
Dalam sifat
yang Paramasiwa ini, Tuhan tidak bergerak, tidak berkembang, tanpa awal dan
tanpa akhir, tanpa sebab dan tanpa tujuan, alam semesta dipenuhi olehNya,
disusupi sapta bhuwana, sapta patala, tanpa aktivitas, tidak terpengaruhi
2.
Sadasiwa Tatwa
Hakikat
Sadasiwa adalah berkesadaran aktif, bersifat sarwwajna yang artinya
mahamengetahui dan sarwwakaryyakarta yang artinya melaksanakan setiap
pekerjaan. Kedua aspek tersebut dijabarkan kembali menjadi empat yang disebut
Cadu Sakti terdiri atas (1) jnana sakti artinya mahamengetahui. Dalam sifat
kemahatahuan ini dibedakan pula menjadi tiga yaitu (a) duradarsana artinya
melihat yang jauh dan dekat; (b) durasrawana artinya mendengar suara yang jauh
dan dekat; (c) duratmaka artinya mengetahui pikiran yang jauh dan dekat. (2)
Wibhu sakti artinya mahaada, mahameliputi, mahasempurna. (3) Prabhusakti
artinya mahakuasa, segala yang sudah dikehendakiNya pasti akan terjadi. (4)
Kriyasakti artinya mahakarya, Ialah yang menciptakan alam semesta ini.
Siwa yang
beratribut serba maha ini disebut Saguna Brahman. Ia Tuhan yang dalam aspeknya
sebagai bersifat(memiliki sifat).
3.
Atmika Tatwa
Kata atmika
berarti terdiri atas, mempunyai sifat dasar dari, mengambil bentuk dari,
perwujudan atau penjelmaan dari. Atmika
adalah kesadaran yang menyusup merasuki pada Maya Tatwa.
B.
Acetana
Acetana
berarti ketidaktahuan, ketidaksadaran. Acetana inilah yang disebut Maya Tatwa,
asas ketidaknyataan, Kata Maya berarti khayal, ketidaknyataan, tipuan,
kecurangan. Maya Tatwa adalah asas mula yang tanpa kesadaran, setelah dipadu
dengan Atmika Tatwa, Ia menjadi memiliki aktif, dan berkembang menjadi segala
ciptaan. Maya Tatwa disimbolkan dengan aksara O (ongkara) atau lambang angka 3
dalam aksara Bali, itu melambangkan triguna yaitu tiga potensi materinya Maya
Tatwa, Dengan demikian bila symbol-simbol tatwa tersebut disatukan terwujudlah symbol
Tuhan agama Hindu yang disebut aksara Pranawa, atau Ekaksara.
No comments:
Post a Comment